Selasa, 16 Juli 2013

Merumuskan Tujuan Pembelajaran


            Alhamdulillah berkah rahmat dan inayah-Nya Allah, akhirnya penulis dapat menyelesaikan tugas Makalah Perencanaan Sistem Pembelajaran yang bertemakan “Merumuskan Tujuan Pembelajaran”. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, demi kesempurnaan makalah ini di masa yang akan datang, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca, khususnya kepada Dosen pembimbing dan rekan-rekan mahasiswa atau mahasiswi.


                                                                                                                            
Bogor, Maret 2013

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ……….. 1
Daftar Isi …………. 2
BAB I Pendahuluan
A.      Latar Belakang Masalah …….. 3
B.      Pembatasan dan Perumusan Masalah ……. 4
C.      Tujuan Penulisan ……… 4
D.     Kegunaan Penulisan             ……… 5
E.      Sistematika Penulisan ………. 5
BAB II Merumuskan Tujuan Pembelajaran
A.      Hakekat Pembelajaran
a.       Pengertian Pembelajaran …………….. 6
b.      Ciri-ciri Pembelajaran ………….. 8
c.       Komponen-komponen Pembelajaran ………….. 9
B.      Tujuan Pembelajaran
a.       Pengertian Tujuan Pembelajaran ……………… 12
b.      Petunjuk Perumusan Tujuan Pembelajaran …………… 13
BAB III Penutup
A.      Kesimpulan …………
B.      Saran ……………..
Daftar Pustaka




BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
            Di era globalisasi ini, program pembelajaran seakan-akan belum dapat memberikan hasil yang memuaskan. Hal ini terlihat ketika proses pem-belajaran berlangsung, suasana kelas nampak tegang dan membosankan. Guru sibuk menyampaikan materi tanpa mau tau tentang siswanya faham atau tidak. “Paham tidak paham asal materi habis, dan urusan menjadi beres”. Kebanyakan guru dalam mendidik selalu monoton/ tidak melakukan variasi-variasi. Banyak guru-guru yang GATEK (Gagap Teknologi) sehingga kurang mampu menggunakan media dalam proses pembelajaran. Banyak juga diantara guru-guru yang mendidik dengan emosi ketika siswa sulit mengerti materi yang disampaikan dan atau ketika siswa berbuat kesalahan. Guru juga kurang mampu membangkitkan motivasi siswa dalam belajarnya. Masih banyak lagi hal-hal lain yang Nampak diabaikan oleh para guru yang juga ikut mempengaruhi upaya pencapaian keefektifan pembelajaran.
            Jika kita amati, mayoritas anak-anak zaman sekarang tidak di didik untuk banyak menggunakan otaknya. Kebanyakan proses pembelajaran melibatkan kegiatan menghafalkan tanpa berfikir. Selain itu, di dalam penilaian terdapat penekanan pada ujian menilai hafalan, dari tingkat prasekolah sampai universitas. Hasilnya adalah para siswa dewasa ini tidak mampu berfikir sendiri, tidak mampu berbuat, dan tidak mampu memecahkan masalah-masalah. Dalam hal ini (1) Guru mendidik hanya menggunakan metode ceramah melulu (tidak ada variasi metode); (2) tidak ada variasi bentuk soal/test; (3) penanaman pengetahuan yang mayoritas bersifat hafalan; (4) suasana kelas yang aktif-negatif (seperti misalnya aktif mendengarkan, aktif mencatat) namun tidak aktif-positif (seperti misalkan aktif bertanya, aktif berdiskusi, aktif melakukan percobaan, dll).
            Oleh karena itu, untuk membantu siswa menumbuh-kembangkan aspek-aspek dirinya, maka perlu dikembangkan pembelajaran yang tidak hanya menekankan aspek ingatan, hafalan (berbasis materi), namun sampai pada aspek penalaran dan kemampuan menggunakan keterampilan secara baik serta sifat berfikir yang aktif-positif. 

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
            Pembatasan dan perumusan masalah yang akan di bahas pada makalah ini hanya terbatas pada:
  1. Apa pengertian pembelajaran?
  2. Apa ciri-ciri pembelajaran?
  3. Apa yang menjadi komponen dalam pembelajaran?
  4. Apa pengertian tujuan pembelajaran?
  5. Apa petunjuk perumusan tujuan pembelajaran?

C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan yang ingin dicapai dalam pembuatan makalah ini adalah:
  1. Untuk mengetahui pengertian pembelajaran.
  2. Untuk mengetahui ciri-ciri pembelajaran.
  3. Untuk mengetahui komponen-komponen dalam pembelajaran.
  4. Untuk mengetahui pengertian tujuan pembelajaran.
  5. Untuk mengetahui petunjuk perumusan tujuan pembelajaran.



D. Kegunaan Penulisan
Kegunaan penulisan ini adalah:
1.      Untuk penyusun sendiri, merupakan suatu kebanggaan tersendiri di mana penyusun mampu menggali ilmu mengenai Perencanaan Sistem Pembelajaran.
2.      Sebagai bahan presentasi.
3.      Dapat di gunakan sebagai bahan bacaan yang insya Allah bermanfaat bagi kita semua, serta memberikan konstribusi keilmuan dan refrensi bagi dunia akademis.

E. Sistematika Penulisan
            Makalah ini terdiri dari III BAB, yang masing-masing babnya terdiri dari sub bab sebagai penjelasan dari setiap babnya. Sistematika penulisannya adalah sebagai berikut:
Ø  BAB I Pendahuluan, yang terdiri dari latar belakang masalah, perumusan dan pembatasan masalah, tujuan penulisan, kegunaan penulisan, dan sistematika penulisan.
Ø  BAB II Merumuskan Tujuan Pembelajaran, hakekat pembelajaran, pengertian pembelajaran, ciri-ciri pembelajaran, komponen pem-belajaran, pengertian tujuan pembelajaran, dan petunjuk perumusan tujuan pembelajaran.
Ø  BAB III Penutup, yang terdiri dari kesimpulan dan saran.





BAB II
MERUMUSKAN TUJUAN PEMBELAJARAN

A. Hakekat Pembelajaran
            “Seorang guru itu harus mengamalkan ilmunya, lalu perkataannya. Karena sesungguhnya ilmu itu dapat dilihat dengan mata hati, sedangkan perbuatan dapat dilihat dengan mata kepala. Padahal yang mempunyai mata kepala adalah lebih banyak”.
            “Satu hal yang harus dibangun dan dikembangkan oleh pendidik profesional adalah upaya untuk membelajarkan siswa”.
a. Pengertian Pembelajaran
            Banyak definisi para ahli berkaitan dengan pembelajaran, diantaranya adalah: Winkel (1991), mengartikan pembelajaran sebagai seperangkat tindakan yang dirancang untuk mendukung proses belajar peserta didik, dengan memperhitungkan kejadian-kejadian internal yang berlangsung didalam diri peserta didik. Dimyati dan Mudjiono (1999), mengartikan pembelajaran sebagai kegiatan yang ditujukan untuk membelajarkan siswa. Dalam pengertian lain, pembelajaran adalah usaha-usaha yang terencana dalam memanipulasi sumber-sumber belajar agar terjadi proses belajar dalam diri siswa (Arief. S. Sadiman 1990). Iskandar (1995), mengartikan pembelajaran sebagai upaya untuk membelajarkan siswa. Pembelajaran menurut Degeng (1993) adalah upaya untuk membelajarkan pembelajar.[1]
            Dari beberapa pengertian pembelajaran tersebut, dapat disimpulkan bahwa inti dari pembelajaran adalah segala upaya yang dilakukan oleh guru (pendidik) agar terjadi proses belajar pada diri siswa. Secara implisit, didalam pembelajaran, ada kegiatan memilih, menetapkan dan mengem-bangkan metode untuk mencapai hasil pembelajaran yang di-inginkan. Pembelajaran lebih menekankan pada cara untuk mencapai tujuan dan berkaitan dengan bagaimana cara mengorganisasikan materi pembelajaran, menyampaikan materi pembelajaran, dan mengelola pem-belajaran.
            Proses pembelajaran seyogianya dilaksanakan dengan strategi yang bervariasi, seperti interactive lecturing, resitasi, diskusi kelompok kecil dan kelompok besar, serta pembelajaran individual dan kolaboratif. Tujuan pembelajaran seharusnya didasarkan pada proses, disamping untuk menghasilkan produk/karya, sehingga siswa dapat terlibat aktif dalam penerapan teori yang pada gilirannya menghasilkan karya.[2]
            Dalam proses pembelajaran pun, kedudukan guru sudah tidak lagi dipandang sebagai penguasa tunggal dalam kelas atau sekolah, tetapi dianggap sebagai manager of learning (pengelola belajar) yang perlu senantiasa siap membimbing dan membantu para siswa dalam menempuh perjalanan menuju kedewasaan mereka sendiri yang utuh menyeluruh. Dalam mengelola pembelajaran, pendidik lebih dituntut untuk berfungsi dalam melaksanakan empat macam tugas, berikut ini:[3]
  1. Merencanakan, baik untuk jangka panjang maupun jangka pendek. Perencanaan ini membutuhkan suatu pemikiran yang matang. Keberhasilan membelajarkan sangat tergantung pada kemampuan pendidik dalam merencanakan yang mencakup antara lain: menentukan tujuan pembelajaran, cara siswa mencapai tujuan tersebut dan sarana apa yang diperlukan untuk itu.
  2. Mengatur, yang dilakukan pada waktu implementasi. Tugas ini adalah mengenai apa yang mencakup rencana dan pengetahuan tentang bentuk dan macam kegiatan yang harus dilaksanakan dan bagaimana semua komponen dapat bekerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
  3. Mengarahkan, karena memang salah satu tugas pokok pendidik adalah memberikan motivasi, mengarahkan, dan memberikan inspirasi kepada siswa untuk belajar. Memang benar bahwa tanpa pengarahan masih dapat juga terjadi proses belajar, tetapi dengan adanya pengarahan yang baik dari pihak pendidik maka proses belajar diharapkan akan dapat berjalan lebih lancar.
  4. Mengevaluasi, untuk mengetahui apakah perencanaan, pengaturan dan pengarahan dapat berjalan dengan baik atau masih perlu diperbaiki. Untuk itu pendidik, harus mempunyai patokan mengenai penampilan para siswa yang dianggap telah memadai, baik selama maupun setelah ia mendidik mereka.

b. Ciri-ciri Pembelajaran
            Oemar Hamalik (1999) memaparkan tiga ciri khas yang terkandung dalam sistem pembelajaran, yaitu:[4]
  1. Rencana, ialah penataan ketenagaan, material, dan prosedur, yang merupakan unsur-unsur sistem pembelajaran, dalam suatu rencana khusus.
  2. Kesalingtergantungan, antara unsur-unsur sistem pembelajaran yang serasi dalam suatu keseluruhan. Tiap unsur bersifat esensial, dan masing-masing memberikan sumbangannya kepada sistem pem-belajaran.
  3. Tujuan, sistem pembelajaran mempunyai tujuan tertentu yang hendak dicapai. Tujuan sistem menuntun proses merancang sistem. Tujuan utama sistem pembelajaran agar siswa belajar. Tugas seorang peracang sistem adalah mengorganisasi tenaga, material, dan prosedur agar siswa belajar secara efisien dan efektif.
Selanjutnya ciri-ciri pembelajaran, lebih detail sebagai berikut:
  1. Memiliki tujuan, yaitu untuk membentuk siswa dalam suatu per-kembangan tertentu.
  2. Terdapat mekanisme, prosedur, langkah-langkah, metode, dan teknik yang direncanakan dan didesain untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
  3. Fokus materi jelas, terarah, dan terencana dengan baik.
  4. Adanya aktivitas siswa merupakan syarat mutlak bagi berlangsungnya kegiatan pembelajaran.
  5. Aktor guru yang cermat dan tepat.
  6. Terdapat pola aturan yang ditaati guru dan siswa dalam proporsi masing-masing.
  7. Limit waktu untuk mencapai tujuan pembelajaran.
  8. Evaluasi, baik evaluasi proses maupun evaluasi produk.

c. Komponen-komponen Pembelajaran
            Ada beberapa komponen pembelajaran, berikut ini:
1. Tujuan Pembelajaran
            Tujuan pembelajaran pada dasarnya adalah kemampuan-kemampuan yang diharapkan dimiliki siswa setelah memperoleh pengalaman belajar. Dengan kata lain tujuan pembelajaran merupakan suatu cita-cita yang ingin dicapai dari pelaksanaan pembelajaran. Menurut Nana Sudjana dan Wari Suwaria (1991), kemampuan-kemampuan tersebut mencakup aspek pengetahuan (kognitif), sikap (afektif), dan keterampilan (psikomotorik). Penguasaan kemampuan tersebut tidak lain adalah hasil belajar yang diinginkan.
            Tujuan mempunyai jenjang dari yang luas atau umum sampai kepada yang sempit atau khusus. Semua tujuan itu berhubungan antara yang satu dengan yang lainnya, dan tujuan diatasnya. Bila tujuan terendah tidak  tercapai, maka tujuan diatasnya tidak tercapai pula. Hal ini disebabkan karena tujuan berikutnya merupakan turunan dari tujuan sebelumnya.
            Oleh karena itu, aspek tujuan pembelajaran merupakan yang paling utama, yang harus dirumuskan secara jelas dan spesifik karena menentukan arah. Tujuan-tujuan pembelajaran harus berpusat pada perubahan perilaku siswa yang diinginkan, dan karenanya harus dirumuskan secara operasional, dapat diukur dan dapat diamati ketercapaiannya.
2. Materi Pelajaran
            Materi pelajaran merupakan unsur belajar yang penting mendapat perhatian oleh guru. Materi pelajaran merupakan medium untuk mencapai tujuan pembelajaran yang “dikonsumsi” oleh siswa. Karena itu, penentuan materi pelajaran mesti berdasarkan tujuan yang hendak dicapai.
3. Kegiatan Pembelajaran
            Dalam kegiatan pembelajaran, guru dan siswa terlibat dalam sebuah interaksi dengan materi pelajaran sebagai mediumnya. Dalam interaksi itu siswalah yang lebih aktif, bukan guru. Keaktifan siswa tentu mencakup kegiatan fisik dan mental, individual dan kelompok. Oleh karena itu interaksi dikatakan maksimal bila terjadi antara guru dengan semua siswa, antara siswa dengan guru, antara siswa dengan siswa, siswa dengan materi pelajaran dan media pembelajaran, bahkan siswa dengan dirinya sendiri, namun tetap dalam kerangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
4. Metode
            Metode merupakan suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan pembelajaran, metode diperlukan oleh guru dengan penggunaan yang bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
5. Media
            Media merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Dwyer (1967) berpendapat bahwa belajar yang sempurna hanya dapat tercapai jika menggunakan bahan-bahan audio-visual yang mendekati realitas.
6. Sumber Belajar
            Sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan sebagai tempat dimana materi pelajaran terdapat. Sumber belajar dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sumber belajar yang direncanakan dan sumber belajar karena dimanfaatkan. Sumber belajar yang direncanakan adalah semua sumber yang secara khusus telah dikembangkan sebagai komponen sistem pembelajaran, untuk memberikan fasilitas belajar yang terarah dan bersifat formal. Sedangkan sumber balajar karena dimanfaatkan adalah sumber yang tidak secara khusus didesain untuk keperluan pembelajaran, namun dapat ditemukan, diaplikasikan, dan digunakan untuk keperluan belajar.
7. Evaluasi
            Evaluasi merupakan aspek yang penting yang berguna untuk mengukur dan menilai seberapa jauh tujuan pembelajaran telah tercapai atau hingga mana terdapat kemajuan belajar siswa, dan bagaimana tingkat keberhasilan sesuai dengan tujuan pembelajaran tersebut.[5]
B. Tujuan Pembelajaran
             Salah satu tahap dalam proses pembelajaran adalah merumuskan dan menulis tujuan-tujuan pembelajaran. Tujuan merupakan suatu yang sangat esensial sebab besar maknanya, baik dalam rangka perencanaan maupun dalam rangka penilaian. Dalam perencanaan, tujuan memberikan petunjuk untuk memilih isi mata ajaran, menata urutan topik-topik, mengalokasikan waktu, petunjuk dalam memilih alat-alat bantu pembelajaran dan prosedur pembelajaran, serta menyediakan ukuran (standar) untuk mengukur prestasi belajar siswa. Tujuan-tujuan sekaligus merupakan criteria untuk menilai mutu dan efisiensi pembelajaran. Tujuan pembelajaran harus dirumuskan secara jelas, tepat, tidak boleh sama-sama atau mengandung beberapa arah, atau bersifat meragukan.
a. Pengertian Tujuan Pembelajaran
            Seberapa pentingkah menentukan tujuan? Sudah bisa dipastikan bahwa menentukan tujuan itu sangat penting sekali. Sebelum melangkah, maka terlebih dahulu anda harus merumuskan tujuan yang akan anda capai. Tidak ada suatu pembelajaran yang diprogramkan tanpa tujuan, karena hal itu merupakan suatu hal yang tidak memiliki kepastian dalam menentukan arah, target akhir dan prosedur yang dilakukan.
            Paparan tersebut menjelaskan pada kita bahwa, tujuan menjadi pedoman arah dan sekaligus sebagai suasana yang akan dicapai dalam kegiatan pembelajaran. Kepastian proses pembelajaran berpangkal tolak dari jelas tidaknya perumusan tujuan pembelajaran. Semakin jelas dan operasional tujuan yang akan dicapai, maka semakin mudah menentukan alat dan cara mencapainya.
Tujuan pembelajaran adalah suatu deskripsi mengenai tingkah laku yang diharapkan tercapai oleh siswa setelah berlangsung pembelajaran. Tujuan pembelajaran merupakan cara yang akurat untuk menentukan hasil pengajaran.[6]

b. Petunjuk Merumuskan Tujuan Pembelajaran
            Tujuan mempunyai jenjang dari yang luas atau umum sampai kepada yang sempit atau khusus. Semua tujuan itu berhubungan antara yang satu dengan yang lainnya, dan tujuan diatasnya. Bila tujuan terendah tidak  tercapai, maka tujuan diatasnya tidak tercapai pula. Hal ini disebabkan karena tujuan berikutnya merupakan turunan dari tujuan sebelumnya.
            Oleh karena itu, aspek tujuan pembelajaran merupakan yang paling utama, yang harus dirumuskan secara jelas dan spesifik karena menentukan arah. Tujuan-tujuan pembelajaran harus berpusat pada perubahan perilaku siswa yang diinginkan, dan karenanya harus dirumuskan secara operasional, dapat diukur dan dapat diamati ketercapaiannya.
            Mudhoffir (1990) memberikan petunjuk praktis merumuskan tujuan pembelajaran, berikut ini:
  1. Formulasikan dalam bentuk yang operasional.
  2. Rumuskan dalam bentuk produk belajar, bukan proses belajar.
  3. Rumuskan dalam tingkah laku siswa bukan perilaku guru.
  4. Rumuskan standar perilaku yang akan dicapai.
  5. Hanya mengandung satu tujuan belajar.
  6. Rumuskan dalam kondisi mana perilaku itu terjadi.

Bloom (1976) membagi hasil belajar menjadi tiga kawasan, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor. Kawasan kognitif berkenaan dengan ingatan atau pengetahuan dan kemampuan intelektual serta keterampilan-keterampilan. Kawasan afektif menggambarkan sikap-sikap dan nilai. Kawasan psikomotor adalah kemampuan-kemampuan menggiatkan dan mengkoordinasikan gerak.
Kawasan kognitif dibagi atas enam macam kemampuan intelektual mengenai lingkungan yang disusun secara hirarkis dari yang paling sederhana sampai kepada yang paling kompleks, yaitu:
  1. Pengetahuan adalah kemampuan mengingat kembali hal-hal yang telah dipelajari.
  2. Pemahaman adalah kemampuan menangkap makna atau arti arti suatu hal.
  3. Penerapan adalah kemampuan mempergunakan hal-hal yang telah dipelajari untuk menghadapi situasi-situasi baru dan nyata.
  4. Analisis adalah kemampuan menjabarkan sesuatu menjadi bagian-bagian sehingga struktur organisasinya dapat dipahami.
  5. Sintesis adalah kemampuan untuk memadukan bagian-bagian menjadi satu keseluruhan yang berarti.
  6. Penilaian adalah kemampuan member harga sesuatu hal berdasarkan kriteria tertentu.
Untuk merumuskan tujuan pembelajaran khusus, terdapat beberapa kata operasional yang dapat dipilih sesuai kebutuhan seperti:
  1. Aspek kognitif meliputi: menyebutkan, mengidentifikasi, men-definisikan, menjelaskan, merangkum, menyadur, menyimpulkan, menghitung, menghubungkan, melengkapi, menjodohkan, membagi, mengkategorikan, membedakan.
  2. Aspek afektif meliputi: menanyakan, memilih, menyatakan, menempatkan, membantu, menolong, menyesuaikan diri, menyatakan pendapat, memilih, membenarkan, menolak, mengajak, menyatakan.
  3. Aspek psikomotor meliputi: mempraktekkan, memainkan, me-ngerjakan, membuat, memasang, membongkar, mengoperasikan, membangun, memperbaiki, melaksanakan, menyusun, menggunakan.
Perumusan tujuan pembelajaran khusus yang bermacam-macam akan menghasilkan perubahan perilaku anak yang bermacam-macam pula. Itu berarti keberhasilan proses pembelajaran bervariasi pula. Perilaku mana yang hendak dihasilkan, menghendaki perumusan tujuan pembelajaran khusus yang sesuai dengan perilaku yang hendak dihasilkan. Bila perilaku yang guru hendak capai adalah agar anak dapat membaca, maka perumusan tujuan pembelajaran khususnya harus mendukung tercapainya pembelajaran khususnya harus mendukung tercapainya keterampilan menulis. Baik keterampilan membaca maupun menulis adalah perilaku (behavior) yang hendak dihasilkan dari kegiatan pembelajaran. Bila kedua keterampilan tersebut dikuasai oleh anak, maka guru dikatakan berhasil dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Tentu saja keberhasilan itu diketahui setelah dilakukan test formatif di akhir pembelajaran.
Dalam penyusunan tujuan pembelajaran khusus, perlu mem-pertimbangkan hal-hal:
  1. Kemampuan dan nilai-nilai yang ingin dikembangkan pada diri siswa.
  2. Bagaimana cara mencapai tujuan itu secara bertahap atau sekaligus.
  3. Apakah perlu menekankan aspek-aspek tertentu atau tidak.
  4. Seberapa jauh tujuan itu dapat memenuhi kebutuhan perkembangan siswa.
  5. Apakah waktu yang tersedia cukup untuk mencapai tujuan-tujuan itu.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pembelajaran adalah segala upaya yang dilakukan oleh guru (pendidik) agar terjadi proses belajar pada diri siswa. Ciri-ciri pembelajaran adalah; memiliki tujuan, terdapat mekanisme, prosedur, langkah-langkah, metode, dan teknik yang direncanakan dan didesain untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, fokus materi jelas, terarah, dan terencana dengan baik, adanya aktivitas siswa, aktor guru yang cermat dan tepat, terdapat pola aturan yang ditaati guru dan siswa, limit waktu untuk mencapai tujuan pembelajaran, evaluasi baik evaluasi proses maupun evaluasi produk.
Ada beberapa komponen pembelajaran, berikut ini: tujuan pem-belajaran, materi pelajaran, kegiatan pembelajaran, metode, media, sumber belajar, dan evaluasi.
            Tujuan pembelajaran adalah suatu deskripsi mengenai tingkah laku yang diharapkan tercapai oleh siswa setelah berlangsung pembelajaran. Tujuan pembelajaran merupakan cara yang akurat untuk menentukan hasil pengajaran.
Dalam penyusunan tujuan pembelajaran khusus, perlu mem-pertimbangkan hal-hal:
  1. Kemampuan dan nilai-nilai yang ingin dikembangkan pada diri siswa.
  2. Bagaimana cara mencapai tujuan itu secara bertahap atau sekaligus.
  3. Apakah perlu menekankan aspek-aspek tertentu atau tidak.
  4. Seberapa jauh tujuan itu dapat memenuhi kebutuhan perkembangan siswa.
  5. Apakah waktu yang tersedia cukup untuk mencapai tujuan-tujuan itu.
B. Saran
____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________


DAFTAR PUSTAKA

Prof. Dr. Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2002)
Dr. M. Sobry Sutikno, Belajar dan Pembelajaran. (Bandung: Prospect, 2009)
Dr. Bermawi Munthe, M. A., Desain Pembelajaran. (Yogyakarta: Pustaka Insan Mandiri, 2009)


[1] Dr. M. Sobry Sutikno, Belajar dan Pembelajaran. (Bandung: Prospect, 2009). Hal 31
[2] Dr. Bermawi Munthe, M. A., Desain Pembelajaran. (Yogyakarta: Pustaka Insan Mandiri, 2009). Hal 54
[3] Dr. M. Sobry Sutikno, Belajar dan Pembelajaran. (Bandung: Prospect, 2009). Hal 32
[4] Dr. M. Sobry Sutikno, Belajar dan Pembelajaran. (Bandung: Prospect, 2009). Hal 34
[5] Dr. M. Sobry Sutikno, Belajar dan Pembelajaran. (Bandung: Prospect, 2009). Hal 35-40
[6] Prof. Dr. Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2002). Hal 109

2 komentar: