Bogor,
Maret 2013
DAFTAR
ISI
Kata
Pengantar ……….. 1
Daftar
Isi …………. 2
BAB I Pendahuluan
A.
Latar Belakang Masalah …….. 3
B.
Pembatasan dan Perumusan Masalah ……. 4
C.
Tujuan Penulisan ……… 4
D.
Kegunaan Penulisan ……… 5
E.
Sistematika Penulisan ………. 5
BAB II
Merumuskan Tujuan Pembelajaran
A.
Hakekat Pembelajaran
a.
Pengertian Pembelajaran …………….. 6
b.
Ciri-ciri Pembelajaran ………….. 8
c.
Komponen-komponen Pembelajaran ………….. 9
B.
Tujuan Pembelajaran
a.
Pengertian Tujuan Pembelajaran ……………… 12
b.
Petunjuk Perumusan Tujuan Pembelajaran …………… 13
BAB III
Penutup
A.
Kesimpulan …………
B.
Saran ……………..
Daftar
Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Di era globalisasi ini, program pembelajaran seakan-akan belum dapat
memberikan hasil yang memuaskan. Hal ini terlihat ketika proses pem-belajaran
berlangsung, suasana kelas nampak tegang dan membosankan. Guru sibuk menyampaikan
materi tanpa mau tau tentang siswanya faham atau tidak. “Paham tidak paham asal
materi habis, dan urusan menjadi beres”. Kebanyakan guru dalam mendidik selalu
monoton/ tidak melakukan variasi-variasi. Banyak guru-guru yang GATEK (Gagap
Teknologi) sehingga kurang mampu menggunakan media dalam proses pembelajaran.
Banyak juga diantara guru-guru yang mendidik dengan emosi ketika siswa sulit
mengerti materi yang disampaikan dan atau ketika siswa berbuat kesalahan. Guru
juga kurang mampu membangkitkan motivasi siswa dalam belajarnya. Masih banyak
lagi hal-hal lain yang Nampak diabaikan oleh para guru yang juga ikut
mempengaruhi upaya pencapaian keefektifan pembelajaran.
Jika
kita amati, mayoritas anak-anak zaman sekarang tidak di didik untuk banyak
menggunakan otaknya. Kebanyakan proses pembelajaran melibatkan kegiatan
menghafalkan tanpa berfikir. Selain itu, di dalam penilaian terdapat penekanan
pada ujian menilai hafalan, dari tingkat prasekolah sampai universitas.
Hasilnya adalah para siswa dewasa ini tidak mampu berfikir sendiri, tidak mampu
berbuat, dan tidak mampu memecahkan masalah-masalah. Dalam hal ini (1) Guru
mendidik hanya menggunakan metode ceramah melulu (tidak ada variasi metode);
(2) tidak ada variasi bentuk soal/test; (3) penanaman pengetahuan yang
mayoritas bersifat hafalan; (4) suasana kelas yang aktif-negatif (seperti
misalnya aktif mendengarkan, aktif mencatat) namun tidak aktif-positif (seperti
misalkan aktif bertanya, aktif berdiskusi, aktif melakukan percobaan, dll).
Oleh
karena itu, untuk membantu siswa menumbuh-kembangkan aspek-aspek dirinya, maka
perlu dikembangkan pembelajaran yang tidak hanya menekankan aspek ingatan,
hafalan (berbasis materi), namun sampai pada aspek penalaran dan kemampuan
menggunakan keterampilan secara baik serta sifat berfikir yang
aktif-positif.
B.
Pembatasan dan Perumusan Masalah
Pembatasan dan perumusan
masalah yang akan di bahas pada makalah ini hanya terbatas pada:
- Apa
pengertian pembelajaran?
- Apa
ciri-ciri pembelajaran?
- Apa yang menjadi
komponen dalam pembelajaran?
- Apa pengertian
tujuan pembelajaran?
- Apa petunjuk
perumusan tujuan pembelajaran?
C.
Tujuan Penulisan
Tujuan
penulisan yang ingin dicapai dalam pembuatan makalah ini adalah:
- Untuk
mengetahui pengertian pembelajaran.
- Untuk
mengetahui ciri-ciri pembelajaran.
- Untuk
mengetahui komponen-komponen dalam pembelajaran.
- Untuk
mengetahui pengertian tujuan pembelajaran.
- Untuk
mengetahui petunjuk perumusan tujuan pembelajaran.
D.
Kegunaan Penulisan
Kegunaan
penulisan ini adalah:
1.
Untuk penyusun sendiri, merupakan suatu
kebanggaan tersendiri di mana penyusun mampu menggali ilmu mengenai Perencanaan
Sistem Pembelajaran.
2.
Sebagai bahan presentasi.
3.
Dapat di gunakan sebagai bahan bacaan yang insya
Allah bermanfaat bagi kita semua, serta memberikan konstribusi keilmuan dan
refrensi bagi dunia akademis.
E.
Sistematika Penulisan
Makalah ini terdiri dari III BAB,
yang masing-masing babnya terdiri dari sub bab sebagai penjelasan dari setiap
babnya. Sistematika penulisannya adalah sebagai berikut:
Ø BAB I
Pendahuluan, yang terdiri dari latar belakang masalah, perumusan dan pembatasan
masalah, tujuan penulisan, kegunaan penulisan, dan sistematika penulisan.
Ø BAB II Merumuskan
Tujuan Pembelajaran, hakekat pembelajaran, pengertian pembelajaran, ciri-ciri
pembelajaran, komponen pem-belajaran, pengertian tujuan pembelajaran, dan
petunjuk perumusan tujuan pembelajaran.
Ø BAB III
Penutup, yang terdiri dari kesimpulan dan saran.
BAB II
MERUMUSKAN TUJUAN PEMBELAJARAN
A. Hakekat Pembelajaran
“Seorang guru itu harus mengamalkan
ilmunya, lalu perkataannya. Karena sesungguhnya ilmu itu dapat dilihat dengan
mata hati, sedangkan perbuatan dapat dilihat dengan mata kepala. Padahal yang
mempunyai mata kepala adalah lebih banyak”.
“Satu hal yang harus dibangun dan
dikembangkan oleh pendidik profesional adalah upaya untuk membelajarkan siswa”.
a. Pengertian Pembelajaran
Banyak definisi para ahli berkaitan
dengan pembelajaran, diantaranya adalah: Winkel (1991), mengartikan
pembelajaran sebagai seperangkat tindakan yang dirancang untuk mendukung proses
belajar peserta didik, dengan memperhitungkan kejadian-kejadian internal yang
berlangsung didalam diri peserta didik. Dimyati dan Mudjiono (1999),
mengartikan pembelajaran sebagai kegiatan yang ditujukan untuk membelajarkan
siswa. Dalam pengertian lain, pembelajaran adalah usaha-usaha yang terencana
dalam memanipulasi sumber-sumber belajar agar terjadi proses belajar dalam diri
siswa (Arief. S. Sadiman 1990). Iskandar (1995), mengartikan pembelajaran
sebagai upaya untuk membelajarkan siswa. Pembelajaran menurut Degeng (1993)
adalah upaya untuk membelajarkan pembelajar.
Dari beberapa pengertian
pembelajaran tersebut, dapat disimpulkan bahwa inti dari pembelajaran adalah
segala upaya yang dilakukan oleh guru (pendidik) agar terjadi proses belajar
pada diri siswa. Secara implisit, didalam pembelajaran, ada kegiatan memilih,
menetapkan dan mengem-bangkan metode untuk mencapai hasil pembelajaran yang
di-inginkan. Pembelajaran lebih menekankan pada cara untuk mencapai tujuan dan
berkaitan dengan bagaimana cara mengorganisasikan materi pembelajaran,
menyampaikan materi pembelajaran, dan mengelola pem-belajaran.
Proses pembelajaran seyogianya
dilaksanakan dengan strategi yang bervariasi, seperti interactive lecturing,
resitasi, diskusi kelompok kecil dan kelompok besar, serta pembelajaran
individual dan kolaboratif. Tujuan pembelajaran seharusnya didasarkan pada
proses, disamping untuk menghasilkan produk/karya, sehingga siswa dapat
terlibat aktif dalam penerapan teori yang pada gilirannya menghasilkan karya.
Dalam proses pembelajaran pun,
kedudukan guru sudah tidak lagi dipandang sebagai penguasa tunggal dalam kelas
atau sekolah, tetapi dianggap sebagai manager
of learning (pengelola belajar) yang perlu senantiasa siap membimbing dan
membantu para siswa dalam menempuh perjalanan menuju kedewasaan mereka sendiri
yang utuh menyeluruh. Dalam mengelola pembelajaran, pendidik lebih dituntut
untuk berfungsi dalam melaksanakan empat macam tugas, berikut ini:
- Merencanakan,
baik untuk jangka panjang maupun jangka pendek. Perencanaan ini
membutuhkan suatu pemikiran yang matang. Keberhasilan membelajarkan sangat
tergantung pada kemampuan pendidik dalam merencanakan yang mencakup antara
lain: menentukan tujuan pembelajaran, cara siswa mencapai tujuan tersebut
dan sarana apa yang diperlukan untuk itu.
- Mengatur,
yang dilakukan pada waktu implementasi. Tugas ini adalah mengenai apa yang
mencakup rencana dan pengetahuan tentang bentuk dan macam kegiatan yang
harus dilaksanakan dan bagaimana semua komponen dapat bekerjasama untuk
mencapai tujuan yang telah ditentukan.
- Mengarahkan, karena
memang salah satu tugas pokok pendidik adalah memberikan motivasi,
mengarahkan, dan memberikan inspirasi kepada siswa untuk belajar. Memang
benar bahwa tanpa pengarahan masih dapat juga terjadi proses belajar,
tetapi dengan adanya pengarahan yang baik dari pihak pendidik maka proses
belajar diharapkan akan dapat berjalan lebih lancar.
- Mengevaluasi,
untuk mengetahui apakah perencanaan, pengaturan dan pengarahan dapat
berjalan dengan baik atau masih perlu diperbaiki. Untuk itu pendidik,
harus mempunyai patokan mengenai penampilan para siswa yang dianggap telah
memadai, baik selama maupun setelah ia mendidik mereka.
b. Ciri-ciri Pembelajaran
Oemar Hamalik (1999) memaparkan tiga
ciri khas yang terkandung dalam sistem pembelajaran, yaitu:
- Rencana,
ialah penataan ketenagaan, material, dan prosedur, yang merupakan
unsur-unsur sistem pembelajaran, dalam suatu rencana khusus.
- Kesalingtergantungan,
antara unsur-unsur sistem pembelajaran yang serasi dalam suatu
keseluruhan. Tiap unsur bersifat esensial, dan masing-masing memberikan
sumbangannya kepada sistem pem-belajaran.
- Tujuan,
sistem pembelajaran mempunyai tujuan tertentu yang hendak dicapai. Tujuan
sistem menuntun proses merancang sistem. Tujuan utama sistem pembelajaran
agar siswa belajar. Tugas seorang peracang sistem adalah mengorganisasi
tenaga, material, dan prosedur agar siswa belajar secara efisien dan
efektif.
Selanjutnya
ciri-ciri pembelajaran, lebih detail sebagai berikut:
- Memiliki
tujuan, yaitu untuk membentuk siswa dalam suatu per-kembangan tertentu.
- Terdapat
mekanisme, prosedur, langkah-langkah, metode, dan teknik yang direncanakan
dan didesain untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
- Fokus
materi jelas, terarah, dan terencana dengan baik.
- Adanya
aktivitas siswa merupakan syarat mutlak bagi berlangsungnya kegiatan
pembelajaran.
- Aktor
guru yang cermat dan tepat.
- Terdapat
pola aturan yang ditaati guru dan siswa dalam proporsi masing-masing.
- Limit
waktu untuk mencapai tujuan pembelajaran.
- Evaluasi,
baik evaluasi proses maupun evaluasi produk.
c. Komponen-komponen Pembelajaran
Ada beberapa komponen pembelajaran,
berikut ini:
1.
Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran pada dasarnya
adalah kemampuan-kemampuan yang diharapkan dimiliki siswa setelah memperoleh
pengalaman belajar. Dengan kata lain tujuan pembelajaran merupakan suatu
cita-cita yang ingin dicapai dari pelaksanaan pembelajaran. Menurut Nana
Sudjana dan Wari Suwaria (1991), kemampuan-kemampuan tersebut mencakup aspek pengetahuan
(kognitif), sikap (afektif), dan keterampilan (psikomotorik). Penguasaan
kemampuan tersebut tidak lain adalah hasil belajar yang diinginkan.
Tujuan mempunyai jenjang dari yang
luas atau umum sampai kepada yang sempit atau khusus. Semua tujuan itu
berhubungan antara yang satu dengan yang lainnya, dan tujuan diatasnya. Bila
tujuan terendah tidak tercapai, maka
tujuan diatasnya tidak tercapai pula. Hal ini disebabkan karena tujuan
berikutnya merupakan turunan dari tujuan sebelumnya.
Oleh karena itu, aspek tujuan
pembelajaran merupakan yang paling utama, yang harus dirumuskan secara jelas
dan spesifik karena menentukan arah. Tujuan-tujuan pembelajaran harus berpusat
pada perubahan perilaku siswa yang diinginkan, dan karenanya harus dirumuskan
secara operasional, dapat diukur dan dapat diamati ketercapaiannya.
2.
Materi Pelajaran
Materi pelajaran merupakan unsur
belajar yang penting mendapat perhatian oleh guru. Materi pelajaran merupakan
medium untuk mencapai tujuan pembelajaran yang “dikonsumsi” oleh siswa. Karena
itu, penentuan materi pelajaran mesti berdasarkan tujuan yang hendak dicapai.
3.
Kegiatan Pembelajaran
Dalam kegiatan pembelajaran, guru
dan siswa terlibat dalam sebuah interaksi dengan materi pelajaran sebagai
mediumnya. Dalam interaksi itu siswalah yang lebih aktif, bukan guru. Keaktifan
siswa tentu mencakup kegiatan fisik dan mental, individual dan kelompok. Oleh
karena itu interaksi dikatakan maksimal bila terjadi antara guru dengan semua
siswa, antara siswa dengan guru, antara siswa dengan siswa, siswa dengan materi
pelajaran dan media pembelajaran, bahkan siswa dengan dirinya sendiri, namun
tetap dalam kerangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
4.
Metode
Metode merupakan suatu cara yang
dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan
pembelajaran, metode diperlukan oleh guru dengan penggunaan yang bervariasi
sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
5.
Media
Media merupakan segala sesuatu yang
dapat digunakan dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Dwyer (1967)
berpendapat bahwa belajar yang sempurna hanya dapat tercapai jika menggunakan
bahan-bahan audio-visual yang mendekati realitas.
6.
Sumber Belajar
Sumber belajar adalah segala sesuatu
yang dapat dipergunakan sebagai tempat dimana materi pelajaran terdapat. Sumber
belajar dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sumber belajar yang direncanakan dan
sumber belajar karena dimanfaatkan. Sumber belajar yang direncanakan adalah
semua sumber yang secara khusus telah dikembangkan sebagai komponen sistem
pembelajaran, untuk memberikan fasilitas belajar yang terarah dan bersifat
formal. Sedangkan sumber balajar karena dimanfaatkan adalah sumber yang tidak
secara khusus didesain untuk keperluan pembelajaran, namun dapat ditemukan,
diaplikasikan, dan digunakan untuk keperluan belajar.
7.
Evaluasi
Evaluasi merupakan aspek yang
penting yang berguna untuk mengukur dan menilai seberapa jauh tujuan
pembelajaran telah tercapai atau hingga mana terdapat kemajuan belajar siswa,
dan bagaimana tingkat keberhasilan sesuai dengan tujuan pembelajaran tersebut.
B. Tujuan Pembelajaran
Salah satu tahap dalam proses pembelajaran
adalah merumuskan dan menulis tujuan-tujuan pembelajaran. Tujuan merupakan
suatu yang sangat esensial sebab besar maknanya, baik dalam rangka perencanaan maupun
dalam rangka penilaian. Dalam perencanaan, tujuan memberikan petunjuk untuk
memilih isi mata ajaran, menata urutan topik-topik, mengalokasikan waktu,
petunjuk dalam memilih alat-alat bantu pembelajaran dan prosedur pembelajaran,
serta menyediakan ukuran (standar) untuk mengukur prestasi belajar siswa.
Tujuan-tujuan sekaligus merupakan criteria untuk menilai mutu dan efisiensi
pembelajaran. Tujuan pembelajaran harus dirumuskan secara jelas, tepat, tidak
boleh sama-sama atau mengandung beberapa arah, atau bersifat meragukan.
a. Pengertian Tujuan Pembelajaran
Seberapa pentingkah menentukan
tujuan? Sudah bisa dipastikan bahwa menentukan tujuan itu sangat penting
sekali. Sebelum melangkah, maka terlebih dahulu anda harus merumuskan tujuan
yang akan anda capai. Tidak ada suatu pembelajaran yang diprogramkan tanpa
tujuan, karena hal itu merupakan suatu hal yang tidak memiliki kepastian dalam
menentukan arah, target akhir dan prosedur yang dilakukan.
Paparan tersebut menjelaskan pada
kita bahwa, tujuan menjadi pedoman arah dan sekaligus sebagai suasana yang akan
dicapai dalam kegiatan pembelajaran. Kepastian proses pembelajaran berpangkal
tolak dari jelas tidaknya perumusan tujuan pembelajaran. Semakin jelas dan
operasional tujuan yang akan dicapai, maka semakin mudah menentukan alat dan
cara mencapainya.
Tujuan
pembelajaran adalah suatu deskripsi mengenai tingkah laku yang diharapkan
tercapai oleh siswa setelah berlangsung pembelajaran. Tujuan pembelajaran
merupakan cara yang akurat untuk menentukan hasil pengajaran.
b. Petunjuk Merumuskan Tujuan Pembelajaran
Tujuan mempunyai jenjang dari yang
luas atau umum sampai kepada yang sempit atau khusus. Semua tujuan itu
berhubungan antara yang satu dengan yang lainnya, dan tujuan diatasnya. Bila
tujuan terendah tidak tercapai, maka
tujuan diatasnya tidak tercapai pula. Hal ini disebabkan karena tujuan
berikutnya merupakan turunan dari tujuan sebelumnya.
Oleh karena itu, aspek tujuan
pembelajaran merupakan yang paling utama, yang harus dirumuskan secara jelas
dan spesifik karena menentukan arah. Tujuan-tujuan pembelajaran harus berpusat
pada perubahan perilaku siswa yang diinginkan, dan karenanya harus dirumuskan
secara operasional, dapat diukur dan dapat diamati ketercapaiannya.
Mudhoffir (1990) memberikan petunjuk
praktis merumuskan tujuan pembelajaran, berikut ini:
- Formulasikan
dalam bentuk yang operasional.
- Rumuskan
dalam bentuk produk belajar, bukan proses belajar.
- Rumuskan
dalam tingkah laku siswa bukan perilaku guru.
- Rumuskan
standar perilaku yang akan dicapai.
- Hanya
mengandung satu tujuan belajar.
- Rumuskan
dalam kondisi mana perilaku itu terjadi.
Bloom
(1976) membagi hasil belajar menjadi tiga kawasan, yaitu kognitif, afektif, dan
psikomotor. Kawasan kognitif berkenaan dengan ingatan atau pengetahuan dan kemampuan
intelektual serta keterampilan-keterampilan. Kawasan afektif menggambarkan
sikap-sikap dan nilai. Kawasan psikomotor adalah kemampuan-kemampuan
menggiatkan dan mengkoordinasikan gerak.
Kawasan
kognitif dibagi atas enam macam kemampuan intelektual mengenai lingkungan yang
disusun secara hirarkis dari yang paling sederhana sampai kepada yang paling
kompleks, yaitu:
- Pengetahuan
adalah kemampuan mengingat kembali hal-hal yang telah dipelajari.
- Pemahaman
adalah kemampuan menangkap makna atau arti arti suatu hal.
- Penerapan
adalah kemampuan mempergunakan hal-hal yang telah dipelajari untuk
menghadapi situasi-situasi baru dan nyata.
- Analisis
adalah kemampuan menjabarkan sesuatu menjadi bagian-bagian sehingga
struktur organisasinya dapat dipahami.
- Sintesis
adalah kemampuan untuk memadukan bagian-bagian menjadi satu keseluruhan
yang berarti.
- Penilaian
adalah kemampuan member harga sesuatu hal berdasarkan kriteria tertentu.
Untuk
merumuskan tujuan pembelajaran khusus, terdapat beberapa kata operasional yang
dapat dipilih sesuai kebutuhan seperti:
- Aspek
kognitif meliputi: menyebutkan, mengidentifikasi, men-definisikan,
menjelaskan, merangkum, menyadur, menyimpulkan, menghitung, menghubungkan,
melengkapi, menjodohkan, membagi, mengkategorikan, membedakan.
- Aspek
afektif meliputi: menanyakan, memilih, menyatakan, menempatkan, membantu,
menolong, menyesuaikan diri, menyatakan pendapat, memilih, membenarkan,
menolak, mengajak, menyatakan.
- Aspek
psikomotor meliputi: mempraktekkan, memainkan, me-ngerjakan, membuat, memasang,
membongkar, mengoperasikan, membangun, memperbaiki, melaksanakan,
menyusun, menggunakan.
Perumusan
tujuan pembelajaran khusus yang bermacam-macam akan menghasilkan perubahan
perilaku anak yang bermacam-macam pula. Itu berarti keberhasilan proses pembelajaran
bervariasi pula. Perilaku mana yang hendak dihasilkan, menghendaki perumusan
tujuan pembelajaran khusus yang sesuai dengan perilaku yang hendak dihasilkan.
Bila perilaku yang guru hendak capai adalah agar anak dapat membaca, maka
perumusan tujuan pembelajaran khususnya harus mendukung tercapainya
pembelajaran khususnya harus mendukung tercapainya keterampilan menulis. Baik
keterampilan membaca maupun menulis adalah perilaku (behavior) yang hendak
dihasilkan dari kegiatan pembelajaran. Bila kedua keterampilan tersebut
dikuasai oleh anak, maka guru dikatakan berhasil dalam melaksanakan kegiatan
pembelajaran. Tentu saja keberhasilan itu diketahui setelah dilakukan test
formatif di akhir pembelajaran.
Dalam
penyusunan tujuan pembelajaran khusus, perlu mem-pertimbangkan hal-hal:
- Kemampuan
dan nilai-nilai yang ingin dikembangkan pada diri siswa.
- Bagaimana
cara mencapai tujuan itu secara bertahap atau sekaligus.
- Apakah
perlu menekankan aspek-aspek tertentu atau tidak.
- Seberapa
jauh tujuan itu dapat memenuhi kebutuhan perkembangan siswa.
- Apakah
waktu yang tersedia cukup untuk mencapai tujuan-tujuan itu.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pembelajaran
adalah segala upaya yang dilakukan oleh guru (pendidik) agar terjadi proses
belajar pada diri siswa. Ciri-ciri pembelajaran adalah; memiliki tujuan,
terdapat mekanisme, prosedur, langkah-langkah, metode, dan teknik yang
direncanakan dan didesain untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, fokus
materi jelas, terarah, dan terencana dengan baik, adanya aktivitas siswa, aktor
guru yang cermat dan tepat, terdapat pola aturan yang ditaati guru dan siswa, limit
waktu untuk mencapai tujuan pembelajaran, evaluasi baik evaluasi proses maupun
evaluasi produk.
Ada
beberapa komponen pembelajaran, berikut ini: tujuan pem-belajaran, materi
pelajaran, kegiatan pembelajaran, metode, media, sumber belajar, dan evaluasi.
Tujuan pembelajaran adalah suatu
deskripsi mengenai tingkah laku yang diharapkan tercapai oleh siswa setelah
berlangsung pembelajaran. Tujuan pembelajaran merupakan cara yang akurat untuk
menentukan hasil pengajaran.
Dalam
penyusunan tujuan pembelajaran khusus, perlu mem-pertimbangkan hal-hal:
- Kemampuan
dan nilai-nilai yang ingin dikembangkan pada diri siswa.
- Bagaimana
cara mencapai tujuan itu secara bertahap atau sekaligus.
- Apakah
perlu menekankan aspek-aspek tertentu atau tidak.
- Seberapa
jauh tujuan itu dapat memenuhi kebutuhan perkembangan siswa.
- Apakah
waktu yang tersedia cukup untuk mencapai tujuan-tujuan itu.
B. Saran
____________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
DAFTAR PUSTAKA
Prof.
Dr. Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem (Jakarta:
PT Bumi Aksara, 2002)
Dr. M.
Sobry Sutikno, Belajar dan Pembelajaran. (Bandung: Prospect, 2009)
Dr.
Bermawi Munthe, M. A., Desain Pembelajaran. (Yogyakarta: Pustaka Insan Mandiri,
2009)